Penelaahan Desain

Penelaahan Desain: Pengertian dan Mekanismenya

Penelaahan Desain Instalasi Minyak dan Gas Bumi: Mengapa Penting dan Kapan Diperlukan?

Penelaahan desain instalasi minyak dan gas bumi adalah langkah krusial dalam memastikan keamanan dan kehandalan instalasi tersebut. Terutama, hal ini menjadi prasyarat esensial dalam dua situasi utama sesuai berikut MEKANISME PENELAAHAN DESAIN INSTALASI MINYAK DAN GAS BUMI :

  1. Pembangunan Baru: Ketika akan membangun instalasi baru, atau
  2. Perubahan yang Signifikan: Saat ada rencana untuk melakukan perubahan yang substansial pada instalasi yang sudah ada.

Perubahan apa yang memerlukan penelaahan desain? Berikut adalah beberapa situasi yang memerlukan perhatian khusus:

  1. Penambahan Kapasitas: Jika ada rencana untuk menambah kapasitas instalasi sebesar minimal 10% dari kapasitas desain awal.
  2. Perubahan Pada Pipa Penyalur: Ketika pipa penyalur mengalami penambahan minimal 10% dari Maximum Allowable Operating Pressure (MAOP) yang telah diuji tekan.
  3. Penggunaan Material yang Berpotensi Meningkatkan Risiko: Jika ada niat untuk menggunakan material baru yang dapat meningkatkan risiko keselamatan instalasi dari risiko awal menjadi risiko tinggi.
  4. Perubahan Pada Fungsi Proses: Situasi ini termasuk: a. Perubahan fase atau spesifikasi fluida di luar batas operasi aman yang telah ditetapkan pada desain awal. b. Perubahan permanen pada parameter tekanan dan temperatur melebihi batas desain awal. c. Perubahan aliran proses karena penambahan atau pengurangan peralatan, instrumen, atau modifikasi proses yang bisa meningkatkan risiko keselamatan.

Jika penambahan kapasitas kurang dari 10%, tetap diperlukan peninjauan teknis terhadap kemampuan kenaikan kapasitas instalasi.

Dengan memahami kebutuhan dan pentingnya penelaahan desain instalasi minyak dan gas bumi, dapat memastikan bahwa semua perubahan dilakukan dengan memperhatikan faktor keselamatan dan keandalan secara menyeluruh.

Pelaksana Penelaahan Desain: Siapa yang Melakukannya?

Penelaahan Desain dilakukan oleh dua pihak utama:

  1. Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha: Di bawah tanggung jawab Kepala Teknik.
  2. Lembaga Enjiniring: Yang ditunjuk oleh Kepala Teknik.

Persyaratan Penting dalam Melaksanakan Penelaahan Desain:

1. Persyaratan Umum:

a. Keahlian dan Kualifikasi: Harus memiliki tenaga ahli yang memiliki kompetensi dan kualifikasi yang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Mereka juga harus memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur yang sesuai dengan bidang disiplin teknik yang terkait dengan Penelaahan Desain.

Baca Juga  Iso 31000

b. Manajemen Mutu yang Terjamin: Perlu memiliki sistem manajemen mutu yang telah disertifikasi oleh lembaga akreditasi yang diakui. Selain itu, penggunaan perangkat lunak yang berlisensi juga harus sesuai dengan lingkup Penelaahan Desain.

Dengan memastikan persyaratan ini terpenuhi, proses penelaahan desain dapat dilaksanakan dengan baik dan memberikan jaminan atas kualitas serta keandalannya.

Pelaksanaan Penelaahan Desain: Pastikan Mengikuti Standar yang Sesuai

Ketika melakukan penelaahan desain terhadap instalasi, pastikan bahwa hasilnya setidaknya mencakup:

1. Kesesuaian dengan Standar yang Digunakan:

Untuk memastikan keselamatan instalasi minyak dan gas bumi, sangat penting untuk melakukan penelaahan terhadap standar desain dan pembangunan yang digunakan. Standar yang diacu haruslah standar yang diakui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Jika standar yang digunakan tidak termasuk dalam daftar standar yang diakui oleh Menteri, maka standar tersebut harus diajukan kepada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi untuk mendapatkan persetujuan.

Dengan memastikan bahwa penelaahan desain mengikuti standar yang sesuai, Anda dapat memastikan bahwa instalasi minyak dan gas bumi Anda beroperasi dengan aman dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.

2. Manajemen Risiko: Pastikan Instalasi Anda Aman dan Terlindungi

Saat melakukan penelaahan terhadap dokumen manajemen risiko terkait potensi bahaya di instalasi, penting untuk melakukan pemetaan dan penilaian risiko secara menyeluruh, baik yang terkait dengan proses maupun yang tidak.

Berikut adalah sistematika penelaahan terhadap manajemen risiko:

a. Identifikasi Metode Manajemen Risiko: Pastikan untuk mengidentifikasi metode manajemen risiko yang digunakan oleh Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha. Jenis metode ini meliputi:

  • Hazard and Operability Study (HAZOP)
  • Hazard Identification Study (HAZID)
  • What if Analysis
  • Checklist Analysis
  • Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)
  • Fault Tree Analysis (FTA)
  • Metode lain yang setara.

b. Identifikasi Bahaya dan Risiko: Pastikan dokumen manajemen risiko telah berhasil mengidentifikasi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi pada berbagai aktivitas, termasuk proses, pekerja, peralatan, manajemen, dan umum.

Dalam proses identifikasi bahaya dan risiko, perhatikan hal-hal berikut:

  1. Pastikan bahwa jenis bahaya dan risiko yang diidentifikasi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.
  2. Memastikan bahwa semua jenis bahaya dan risiko, baik yang berasal dari sumber yang dapat dikontrol maupun yang tidak dapat dikontrol, telah berhasil diidentifikasi.

Dengan memastikan bahwa langkah-langkah ini diikuti dengan teliti, Anda dapat meningkatkan tingkat keamanan dan kesiapan instalasi terhadap potensi bahaya yang mungkin terjadi.

Baca Juga  Rumus Rata Rata Sampel

3. Dokumen Lingkungan: Pastikan Kepatuhan dan Kesiapan Lingkungan

Dalam memastikan keberlanjutan operasional Instalasi, penting untuk mencakup lingkup pengoperasian pada dokumen persetujuan lingkungan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

4. Spesifikasi Teknis Instalasi:

a. Filosofi Desain: Pastikan filosofi desain instalasi telah terdefinisi dengan jelas. Ini mencakup prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan dalam merancang instalasi, yang harus sesuai dengan standar keselamatan dan keandalan.

b. Fungsi Proses: Tentukan dengan jelas fungsi proses instalasi, termasuk proses-proses utama yang akan dilakukan di dalamnya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa instalasi dapat beroperasi dengan efisien dan efektif sesuai dengan tujuan awalnya.

c. Keselamatan: Pastikan bahwa aspek keselamatan menjadi prioritas utama dalam spesifikasi teknis instalasi. Ini mencakup penilaian risiko, langkah-langkah pengendalian bahaya, dan semua aspek keselamatan lainnya yang relevan untuk menjaga keamanan personel dan fasilitas.

d. Kesesuaian Terhadap Fungsi Parameter Operasi: Pastikan bahwa instalasi memenuhi semua parameter operasi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Ini termasuk aspek seperti kapasitas, tekanan, suhu, dan parameter lainnya yang relevan dengan operasi instalasi.

e. Umur Layanan Desain Instalasi dan Peralatan: Spesifikasikan dengan jelas umur layanan yang diharapkan dari desain instalasi dan peralatan yang digunakan. Ini penting untuk perencanaan pemeliharaan dan penggantian di masa depan, serta untuk memastikan keandalan jangka panjang dari instalasi.

Dengan memperhatikan semua aspek dalam spesifikasi teknis instalasi, Anda dapat memastikan bahwa instalasi berfungsi sesuai dengan harapan, aman, dan dapat beroperasi secara efisien dalam jangka waktu yang panjang.

5. Penerapan Kaidah Keteknikan yang Baik: Memastikan Kualitas dan Kepatuhan

Kaidah keteknikan yang baik (good engineering practice) merupakan landasan penting dalam memastikan kualitas dan kepatuhan instalasi. Ini mencakup:

a. Filosofi Desain:

  • Proses Utama: Merinci proses-proses utama yang menjadi fokus utama dalam desain instalasi.
  • Sistem Utilitas: Menjelaskan sistem utilitas yang mendukung operasi instalasi secara keseluruhan.
  • Sistem Kontrol dan Instrumentasi: Menggambarkan sistem pengendalian dan perangkat instrumen yang digunakan untuk memantau dan mengontrol proses.
  • Sistem Start-up, Operasi Normal dan Penghentian: Menyediakan panduan untuk prosedur mulai, operasi sehari-hari, dan penutupan instalasi.
  • Sistem Proteksi Keselamatan: Termasuk berbagai sistem yang dirancang untuk melindungi instalasi dari risiko, seperti sistem penyalur petir, grounding dan bonding, deteksi kebocoran, deteksi api, asap, dan gas, serta sistem pemadam kebakaran (aktif dan pasif).
  • Sistem Pengelolaan Lingkungan: Meliputi sistem untuk menangani limbah dan pengolahan limbah yang dihasilkan oleh instalasi.

Kaidah keteknikan yang baik harus dipraktikkan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan, standar yang diakui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, serta spesifikasi perusahaan. Hal ini melibatkan penelaahan yang cermat terhadap filosofi desain, sistem dan prosedur, perhitungan atau analisis, gambar teknis, serta pelaksanaan keteknikan yang terbukti, layak, efisien, dan terdokumentasi dengan baik.

Baca Juga  Komite Akreditasi Nasional (KAN): Meneguhkan Standardisasi dan Kesesuaian di Indonesia

Dengan menerapkan kaidah keteknikan yang baik ini, Anda dapat memastikan bahwa instalasi beroperasi dengan efisien, aman, dan sesuai dengan semua regulasi yang berlaku, serta dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap lingkungan sekitarnya.

6. Pemanfaatan Barang, Jasa, dan Teknologi Dalam Negeri (TKDN)

Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri dalam negeri, penting untuk mempertimbangkan pemanfaatan barang, jasa, teknologi, kemampuan rekayasa, dan rancang bangun yang tersedia di dalam negeri. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan meliputi:

a. Komitmen Pemanfaatan Industri Dalam Negeri: Pastikan adanya komitmen untuk memanfaatkan produk dan layanan yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan preferensi kepada produk-produk lokal dalam proses pembelian dan pengadaan.

b. Rencana Tingkat Komponen Dalam Negeri Barang dan Jasa: Susunlah rencana yang jelas terkait dengan tingkat komponen dalam negeri yang akan digunakan dalam barang dan jasa yang diperlukan. Hal ini mencakup penentuan persentase komponen lokal yang diharapkan untuk digunakan dalam proyek tersebut.

Dengan menerapkan komitmen terhadap pemanfaatan industri dalam negeri dan merencanakan penggunaan komponen dalam negeri dengan baik, kita dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat daya saing industri nasional secara keseluruhan.

7. Kesimpulan dan Rekomendasi: Memastikan Kepatuhan dengan Regulasi dan Standar

Setelah melakukan Penelaahan Desain, sangat penting untuk merangkum kesimpulan dan memberikan rekomendasi untuk memastikan kepatuhan dengan peraturan yang berlaku, standar yang diacu, serta kaidah keteknikan. Berikut adalah bagian penting dari kesimpulan dan rekomendasi:

Kesimpulan:

  • Meringkas hasil penelaahan desain secara menyeluruh, termasuk temuan-temuan utama yang ditemukan selama proses penelaahan.
  • Menyatakan apakah desain saat ini memenuhi semua peraturan yang berlaku, standar yang diacu, dan kaidah keteknikan yang baik.

Rekomendasi:

  • Memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau penyesuaian yang diperlukan jika ada aspek dari desain yang tidak sesuai dengan regulasi atau standar yang berlaku.
  • Menyediakan langkah-langkah konkret yang harus diambil untuk memastikan bahwa desain memenuhi semua persyaratan yang diperlukan.
  • Menggarisbawahi pentingnya melakukan revisi atau perubahan yang diperlukan sesuai dengan rekomendasi yang diberikan untuk memastikan keamanan, keandalan, dan kepatuhan instalasi.

Dengan mengakhiri Penelaahan Desain dengan kesimpulan yang jelas dan rekomendasi yang tepat, kita dapat memastikan bahwa instalasi memenuhi semua persyaratan yang relevan dan beroperasi dengan baik sesuai dengan standar industri dan regulasi yang berlaku.